Senin, 13 April 2020

Perkembangan Islam di Benua Afrika

Secara umum, Islam memasuki Afrika sejak masa-masa awal kelahirannya. Kemudian Islam pun berkembang dengan mudah di kawasan tersebut. Untuk melihat perkembangan Islam di Benua Afrika. Berikut ditampilkan beberapa negara di wilayah tersebut, yaitu Habasyah, Mesir, dan Pantai Utara Afrika.

A. Habasyah (Ethiopia)
Ketika kaum muslimin di Makkah mendapat penganiayaan dari kafir Quraisy Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan, untuk berhijrah ke Habasyah (Abysinia), karena di Habasyah (Ethiopia) tidak ada perbuatan sewenang-wenang dan
penganiayaan dari pihak pemerintahannya.

Pada suatu hari beliau mengumpulkan para pengikutnya (kaum muslimin) lalu bersabda yang artinya, “Jikalau kamu keluar berpindah ke negeri Habasyah, adalah lebih baik, karena di sana ada seorang raja yang di wilayahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah Swt. menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu, daripada keadaan seperti sekarang ini.”

Akhirnya mulailah umat Islam berhijrah pada bulan Rajab tahun ke-5 dari kenabian. Proses hijrah ini berjalan dengan lancar dan disambut hangat oleh raja Habasyah tersebut. Sejak itu agama Islam mulai tumbuh dan berkembang di sana.

Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta sampai 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga setelah Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, karena Ethiopia memiliki kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.
 Kemudian Islam pun berkembang dengan mudah di kawasan tersebut Perkembangan Islam di Benua Afrika

B. Mesir
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Mesir ada di bawah kekuasaan Bizantium (Romawi Timur). Hal yang demikian inilah yang menyebabkan umat Islam yang dipimpin oleh Panglima Perang Amru bin Ash dapat memukul pasukan pertahanan Bizantium. Iskandariah jatuh ke tangan kaum muslimin
pada tahun 624 M.

Setelah mendapat kemenangan yang gilang gemilang, Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Amru bin Ash menjadi gubernur di Mesir. Setelah resmi menjadi Gubernur (Wali) di Mesir Amru bin Ash berusaha untuk memajukan Mesir di berbagai bidang, di antaranya seperti berikut ini.
  1. Kota Fusthath dibangun dan dijadikan ibukota, sebagai pengganti kota Iskandariyah.
  2. Mengembalikan keamanan, dengan menumpas semua kekacauan, mempersatukan bangsa Kopti dengan bangsa Arab sekalipun berlainan agama.
  3. Masih memakai peraturan pemerintah yang dibuat oleh bangsa Romawi Timur, hanya di sana-sini diadakan perobahan untuk menselaraskan jalannya peraturan. Pajak yang semula berat diringankan. Oleh sebab itu, rakyatpun bergembira.
  4. Jabatan Qadhi dipegang oleh Amru sendiri sampai tahun 23 H. Selanjutnya diangkat Qis bin Abil Ash sebagai Qadhi tetap yang pertama di Mesir.
  5. Mendirikan masjid.
  6. Membuat tempat ukuran air Sungai Nil di Halwan untuk mengetahui pasang surutnya air sungai.

Republik Mesir telah mengakui Islam sebagai agama negara sejak tahun 1980. Mesir mayoritas Muslim, dengan Muslim yang terdiri dari sekitar 90% dari populasi sekitar 80 juta orang Mesir. Hampir keseluruhan umat Islam Mesir adalah Sunni. Sebagian besar non-Muslim di Mesir, Kristen.

C. Afrika Utara
Pada masa jayanya kerajaan Romawi, daerah Afrika Utara ini termasuk sebahagian dari jajahannya yang terbagi dalam 5 propinsi yaitu; Propinsi Barca, Canasalia, Tripoli, Mauritania, dan Noumedia.

Pada tahun 23 H (644 M) tentara Islam mulai memasuki daerah Afrika Utara dengan menguasai wilayah Barca, yaitu satu daerah di sebelah barat Mesir. Pada tahun 446 M tentara Islam telah jauh maju ke sebelah barat menduduki Tripoli dan beberapa buah kota lainnya.

Setelah 20 tahun kemudian, hampir seluruh Afrika Utara mulai dari Mesir sampai ke Samudera Atlantik telah dikuasai oleh umat Islam, hanya tinggal beberapa negeri saja, seperti Kartago dan Ceuta.

Pada bulan Oktober 647 M (27 H), Khalifah Usman bin Affan mengizinkan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah memasuki wilayah Bizantium di Afrika Utara. Atas dasar inilah maka kaum muslimin membentuk pasukan di bawah pimpinan tokoh-tokoh terkemuka. Di bawah pimpinan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sa’ad tersebut Umat Islam dapat mengalahkan tentara Romawi, Eropa dan Barbar di bawah pimpinan Gregorius.

Pada tahun (665 M) (45 H) di bawah kekuasaan Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan umat Islam dapat menguasai Gelula dan Banzart. Setelah itu mulailah agama Islam tersiar di kalangan bangsa Barbar Afrika Utara. Dalam perkembangan selanjutnya di bawah Gubernur Musa bin Nusair dari Afrika Utara ini dapat mengembangkan ajaran Islam ke Andalus (Spanyol), peristiwa ini terjadi di tahun 710 M = 91 H pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik.

D. Liberia
Islam di Liberia diperkirakan dipraktikkan oleh 20% penduduk Liberia. Kelompok etnis utama yang muslim adalah Vai dan Mandingo, tetapi juga Gbandi, Kpelle, dan kelompok etnis lainnya. Secara historis, Muslim Liberia telah mengikuti bentuk santai dan Islam liberal yang banyak dipengaruhi oleh agama-agama adat yang diintegrasikan ke dalam Islam yang ketika itu datang ke Liberia pada abad ke-16 dengan runtuhnya Kekaisaran Songhai di Mali.

Praktik agama yang bervariasi di kota-kota di seluruh negeri. Liberia muda, khususnya di kota-kota di sepanjang pantai, cenderung lebih sekuler tetapi masih menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Di pedesaan, Muslim Liberia lebih konservatif dalam berpakaian sederhana, melakukan doa dan menghadiri kajian agama.

E. Mauritania
Sejak kemerdekaan pada tahun 1960, Mauritania telah menjadi republik Islam. Piagam Konstitusi tahun 1985 menyatakan Islam agama negara dan syariah sebagai hukum negeri. Secara resmi, 100 persen dari semua warga Mauritania adalah Muslim. Meskipun ada komunitas kecil Kristen, terutama dari kewarganegaraan asing. Ada sekitar 4.500 Katolik Roma yang berasal dari luar negeri. Ada juga beberapa penganut Yahudi yang bekerja di negara itu.

Meski pemerintah melarang adanya upaya misionaris di Mauritania. Secara umum, hubungan antara komunitas Muslim dan masyarakat non-Muslim berjalan damai dan harmonis. Agama dipandang pemerintah sebagai elemen penting persatuan nasional, mengingat kemajukan suku dan etnis di negeri ini.

F. Zimbabwe
Kedatangan Islam di Zimbabwe dimulai pada abad keempat Hijriah ketika umat Islam mendirikan emirat di pantai Afrika Timur.Islam adalah agama minoritas di Zimbabwe. Kendati demikian, Islam telah mengalami pertumbuhan di Zimbabwe. Saat ini jumlah Muslim di Zimbabwe dua persen dari populasi yang berjumlah 15 juta.

Ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan Islam di Zimbabwe. Di antaranya disebabkan oleh bermunculannya pemuda Muslim yang berkualitas. Mereka mengambil peran menyebarkan Islam. Menurut guru agama Islam, Sheik Binali, pada 2013 konstitusi Zimbabwe telah membuat peraturan yang memudahkan kelompok Muslim untuk menyebarkan pesan Islam. Konstitusi memungkinkan umat Islam untuk bergerak lebih bebas, terutama di daerah pedesaan di mana mereka diberi label asing oleh penduduk setempat.

G. Kenya
Sebelum kedatangan bangsa Eropa di Kenya, Islam telah hadir di sana dan mewarnai kebudayaan Kenya, khusus di daerah pantai , utara dan beberapa daerah pedalaman yang dilewati oleh kereta api yang dibangun oleh muslim Asia. Peradaban Islam juga telah merasuk dalam dunia pendidikan, hukum dan bahasa, semisal bahasa Swahili yang menjadi bahasa nasional Kenya.

Semasa masa kolonial Inggris, pertumbuhan dan perkembangan Islam di Kenya terhambat, karena kegigihan pihak kolonial dan gereja untuk mengubah system pendidikan di Kenya, yang mengakibatkan pihak Muslim frustrasi.

Islam adalah agama yang dianut sekitar 10% warga Kenya, atau sekitar 3,9 juta orang. Pantai Kenya sebagian besar dihuni oleh umat Islam. Nairobi memiliki beberapa masjid dan penduduk muslim terkemuka.

H. Mozambik
Muslim Mozambik Pernah Berjaya dengan Kerajaan. Keterikatan Mozambik dengan Islam memiliki sejarah panjang. Awalnya Islam masuk ke wilayah ini melalui para pedagang Muslim, sebagian besar berasal dari Yaman. Kedatangan pedagang Arab di Mozambik dimulai pada abad ke-4 Hijriah ketika umat Islam mendirikan kerajaan  kecil di pantai Afrika Timur.

Selama periode berikutnya dari Dinasti Oman Al Bu Said, pedagang Muslim memperluas zona perdagangan mereka hingga ke selatan pantai Mozambik. Pada masa ini diyakini bahwa hampir semua penduduk kota adalah Muslim sebelum kedatangan Portugis pada abad ke-16. Islam di Mozambik dianut sekitar empat juta warga Mozambik, atau sekitar 17,8% sampai 20% dari total penduduk

I. Somalia
Selama lebih dari 1.400 tahun, Islam menjadi bagian besar dari masyarakat Somalia. Hampir seluruh warga Somalia yang berjulah 10,3 juta jiwa. Konstitusi menetapkan Islam sebagai agama negara dari Republik Federal Somalia. Syariah Islam sebagai sumber dasar perundang-undangan nasional. Hal ini juga menetapkan bahwa hukum yang bertentangan dengan prinsip dasar syariat tidak bisa diberlakukan.

Konstitusi juga menjamin persamaan hak dan kebebasan dari perlakuan diskriminatif bagi semua warga negara di hadapan hukum tanpa memandang agama. Namun, perkembangan Islam di negara yang terletak di Tanduk Afrika ini pernah mengalami dinamisasi sepanjang sejarah.

Pada abad ke-19, Islam pernah mengalami masa sulit beradaptasi terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang dimulai dengan perluasan kekuasaan kolonial pada akhir abad ke-19.

J. Angola
Islam di Angola adalah agama minoritas dengan 80,000-90,000 pengikut, sebagian besar terdiri dari pendatang dari Afrika Barat dan keluarga asal Lebanon. Islam masih dianggap asing di Angola. Pernah menjadi bagian wilayah kekuasaan Portugis, Angola tak hanya mengadaptasi bahasa, tapi juga agama yang dibawa negeri tetangga Spanyol itu.

Adebayo Oyebade dalam bukunya Culture and  Customs of Angola menulis, sejak kedatangan Portugis pada abad ke-15, Kristen menjadi agama yang dianut mayoritas warga Angola. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, komunitas Muslim di Angola tumbuh perlahan. Di beberapa kota besar, Islam dan Muslim semakin jamak ditemukan. Masjid dan sekolah pendidikan Alquran juga dibangun. Muslim di Angola umumnya memang pendatang. Masih sedikit keturunan asli Angola yang memeluk Islam.

K. Kamerun
Islam pertama kali berkembang di Kamerun sekitar tahun 1800-an. Pedagang Muslim dari berbagai negeri berdatangan ke sana meramaikan daerah pesisir. Mereka kemudian membaur dan menetap sehingga anak dan cucu mereka beranak pinak. Semuanya memeluk Islam. Penduduk Muslim di Kamerun terdiri dari sekitar 24 persen dari sekitar 21 juta penduduk Kamerun.

Masjid besar pertama dibangun pada 1922. Jumlahnya meningkat secara signi fikan selama bertahun-tahun. Kota Douala memiliki lebih dari 90 masjid. Kota itu menjadi tempat tinggal bagi sekitar 500 ribu Muslim.

L. Zambia
Ajaran Islam bersemi di Zambia sekitar abad empat Hijriah. Ketika itu sedang berdiri Emirat di sisi timur Afrika. Pada masa-masa Muslim mulai mengembangkan sayapnya, para pedagang pun menjelajah hingga ke pelosok Afrika. Pedagang Arab masuk ke Zambia melalui Tanzania, Malawi, dan Mozambique yang memang menjadi daerah pusat perdagangan mereka.

Pada masa kolonial, Islam masuk melalui penduduk Muslim yang berasal dari dataran India dan sekitaranya. Mereka datang dan tinggal di daerah Livingstone hingga ke Lusaka (ibu kota Zambia).

Walaupun telah lama hadir di Zambia, perkembangan Islam di negara yang sebagian besar warganya masih berada di bawah garis kemiskinan itu baru terlihat tiga dekade terakhir. Umat Islam kian gencar melakukan dakwah melalui jalur pendidikan, kesejahteraan, dan perdagangan.

M. Aljazair
Islam, agama hampir semua orang Aljazair, melingkupi sebagian besar aspek kehidupan. Pascakemerdekaan, Pemerintah Aljazair langsung menegaskan, kontrol negara atas kegiatan keagamaan untuk tujuan konsolidasi nasional dan kontrol politik.

Islam menjadi agama negara dalam konstitusi baru (Pasal 2), dan menjadi agama pemimpinnya. Negara memonopoli pembangunan masjid, dan Departemen Agama mengendalikan 5.000 masjid publik pada pertengahan 1980-an. Para Imam dilatih, ditunjuk, dan di bayar oleh negara. Sedangkan, khutbah yang disampaikan harus mendapatkan per setujuan dari Departemen Agama.

Kementerian juga memberikan pendidikan agama dan pelatihan di sekolah-sekolah, dan menciptakan lembaga khusus untuk belajar Islam. Prinsip hukum Islam (syariah) diperkenalkan ke dalam hukum keluarga khususnya. Seperti pelarangan bagi Muslimah untuk menikah dengan non-Muslim.